Rabu, 26 Juni 2013

Waspadai kejahatan tersembunyi di dunia maya

Sudah cukup lama saya ga posting disini.
Kali ini saya ingin membahas tentang riset kecil saya, yang saya serius ingin kembangkan.

Ini tentang peluang kejahatan di dunia maya. Kenapa saya mengatakannya sebagai peluang?
Hal ini memang disebabkan karena terselubungnya potensi kejahatan tersebut. 

Berangkat dari pengalaman pribadi Saya. 
Saya aktif di dunia maya, dari facebook, twitter, yahoo messangger, blackberry messangger,  we chat dan beberapa fasilitas chat lainnya. Saya menggunakan fasilitas tersebut mulai tahun 2009. Menyenangkan memang bertemu dengan banyak teman baru, namun tidak dapat dikatakan bahwa semua teman baru itu baik. Tentu saja karena kita tidak mengenalnya secara langsung.

Beberapa hal yang saya pelajari bahwa untuk berteman di dunia maya tidak perlu harus mengenal sungguh-sungguh siapa yang kita hadapi. Kedua kita juga tidak perlu seratus persen percaya, apalagi terlalu antusias dengan pembicaraan dengan mereka. Sebagian pria mengadu nasibnya dengan melakukan pembicaraan-pembicaraan untuk meyakinkan para wanita bahwa mereka bisa menjalin hubungan yang lebih dari sebuah pertemanan. Memasang status menikah ataupun foto keluarga tidak memberikan jaminan bahwa lawan bicara kita menghormati pernikahan atau status kita. Tidak jarang bahwa mereka menawarkan sebuah hubungan tersembunyi dengan maksud-maksud tertentu. 

Tiga tahun beradaptasi dengan riuhnya dunia maya membuat saya memahami karakter orang per orang ketika bertemu pertama kali. Beberapa pria dengan terbuka menawarkan hubungan pertemanan yang lebih pada awal perkenalan. Menurut saya secara psikologis mereka melakukan "trial and erorr" untuk mewujudkan maksud mereka, secara terbuka menawarkan kepada saya yang berstatus Ibu dua anak untuk menjadi pacar mereka. OMG. Tidak jarang pula mereka adalah pria muda dengan usia enam atau tujuh tahun dibawah saya. Menurut saya, pria-pria semacam ini dengan mudah menawarkan hubungan itu supaya dapat menikmati apakah itu kesempatan berkencan, motif ekonomi, motif memeras maupun motif lainnya. 

Sebut saja DD, 25 tahun, seorang pemuda asal Ngawi yang wilayah kerjanya di Gresik dan Jakarta dengan terbuka menawarkan saya untuk berkencan. Sempat saya tanya "Apakah kamu melakukan ini karena profesi?" Ia menjawab singkat bahwa ia sudah pernah melakukannya dengan beberapa wanita. Prostitusi laki-laki kini tidak lagi tersembunyi. Ternyata DD tidak sendirian, bahkan di kota sekecil Gresik pun  beberapa pria menawarkan secara terbuka hal yang sama, menggoda dan mencari kesempatan. Mereka memberikan perhatian dan kasih sayang palsu, mereka juga tidak jarang meminta "uang" dengan alasan kehilangan dompet, belum gajian, sampai biaya membayar kuliah. 


Seorang teman juga pernah sharing masalah serupa kepada saya, bahwa seorang laki-laki muda sedang mendekatinya. Teman yang lain juga curcol habis-habisan tentang pacar di dunia maya yang sering membuatnya tersiksa karena ia tidak bisa menahan untuk tidak melibatkan emosi dan perasaan dalam hubungan yang tidak jelas ini. 

Penekanan saya berhati hatilah dalam memilah teman di jejaring sosial, tidak semua dari mereka memiliki pendapat maupun keinginan yang sama dengan kita. Saya tidak memiliki keinginan untuk keluar dari Jejaring sosial, yang penting berhati hati, waspada dan selalu ingat kemungkinan kemungkinan terburuk. Bersikap tegas juga perlu dilakukan supaya kita tidak dijadikan lahan yang dapat mereka manfaatkan untuk kepentingan mereka. 

Share pendapat dan pemikiran anda kawan. Semoga bermanfaat.